18 Mei 2017

Mengapa aku disini (Day 2#Eza Avlenda#30 DWC Jilid 6#Squad 2)

Yah tepat di depan gapura universitas ini, ada lorong kecil di sebelah kanan dekat jus buah bang aziz. Riuh suara klakson kendaraan bersahut-sahutan, menyambut kedatanganku di ujung perempatan.

Teman yang baru kukenal beberapa jam yang lalu, lewat whatsapp mempersilahkan ku masuk. Namanya bu Sri.
Rolling dorr yang setengah reyot, dilapisi lagi pintu kaca di bagian dalam. Suasana ruangan gelap, berukuran tiga kali tiga meter harus dibantu pencahayaan lampu. Pengap...sudah bisa dipastikan sirkulasi udaranya buruk. Ada gantungan kalender dua tahun yang lalu menghiasi salah satu sisi ruangan. Dinding ruangan dengan cat yang tampak banyak mengelupas karena resapan air, membuat suasana kamar semakin tidak cantik dimataku. Kamar mandi tak berpintu berada disisi kanan ruangan.
Dengan terpaksa aku memasuki ruangan yang kurang layak menurutku. Pemiliknya telah menyediakan karpet biru masih berbau apek yang mempersempit ruang bronkusku. Tersedia selembar kasur tipis, dibalut sepray seadanya dan dua buah bantal dengan satu guling.
Kucoba menghalau perasaan tidak nyaman ini dengan membaca semua chat di whatsapp ku.

Ruangan ini diperoleh temanku setelah mencari beberapa wisma di sekitar universitas, ternyata telah penuh semua. Akhirnya dia memutuskan menerima tawaran ruangan ini, yang berada di sekitar kampus.

Tanpa kusadari kedatangannya yang tiba-tiba tertangkap ekor mataku.."ya Allah" aku terkesiap melihatnya dengan pongah datang menghampiriku..
"Huus..huuss" kupukulkan telapak tangan berkali-kali ke lantai mengusirnya. "kecoa" hewan yang aku takuti.. perasaan merinding langsung membaluri tubuhku..ku ulangi lagi mengusirnya...sekarang dia menuju ke arah wc.."oh tidak"..."akankah ada pertemuan berikutnya?"

"Ayo kita berjamaah, jamak qasar magrib dan isya ya"
"kamu imamnya" ujar bu Sri, tanpa memberi jedah waktu dia langsung mengucapkan qamat.
Tak ada daya tuk menolak, aku mengimami sholat, dilanjutkan berdoa. Selesai mendengarkan cerita seputar pekerjaannya, kami memutuskan untuk keluar mencari makan. Mata ku liar mencari pojokan rumah makan padang..aku orang yang dilahirkan berdarah sumatera, pastinya sangat suka makanan pedas...apalagi provinsi Bengkulu bersebelahan dengan Sumatera Barat.

"Uda..makan disiko..lauknyo asam padeh jo perkedel yo da" pesanku pada pelayan rumah makan, sambil melihat-lihat lauk lainnya. Bu Sri lebih memilih makan bubur daripada nasi. Hal ini disebabkan karena hampir separoh gigi telah meninggalkannya.

Sekitar pukul 22.00 wib, habis berbicang dengan bu Sri. Kami memutuskan untuk pulang. Dengan sekuat tenaga, Kami berdua berusaha menutup rolling door, namun dia tetap kokoh berdiri dan tak mau disatukan. Alhasil, wajahku langsung cemberut "Bagaimana kalau ada yang mengintip kita" ujarku sedih. "Bismillah tidak ada yang mengintip" sahut bu Sri. Aku memasuki ruangan tersebut dengan perasaan was-was. Bunga tidur jauh dari pelupuk mataku. Aku pastikan malam ini akan susah berdamai dengan mataku.
Bu sri telah terlelap tidur. Tinggallah aku sendiri, yang masih berdebat dengan pikiranku mengenai keadaan ruangan ini.

"Kresek...kresek.."ya Allah"..tadi kecoa datang dengan pongahnya...tapi kali ini, dia datang bak satria yang memiliki ilmu olahkanuragan yang mumpuni...membuat dudukku surut beberapa langkah. "Ya Allah...hewan bernama tikus ini dengan menggunakan cakarnya sedang menggaris batas daerah komandonya. Semacam peringatan untukku, bahwa aku telah merangsek masuk melampaui barrier yang telah dibuatnya.
Aku semakin takut...kupandangi lekat-lekat setiap sisi kamar, perasaan takut, jijik dan ingin muntah menjalari semua neuronku. Mata tak dapat kutaklukkan untuk ditutup, aku terjaga hingga menjelang subuh..setiap sapaan detik terasa sangat lambat tuk berjumpa dengan surya..lelah dan ngantuk mulai menggerogoti sebatang tubuhku...

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Subhanallah te Eza. Sdh trduga te Eza punya sesuatu utk menulis. Tak hanya ilmiah, fiksi pun begitu bermakna. Semngat menulisnya.

zeze mengatakan...

baru belajar teh Mutiara Mutiara Kata. mohon masukannya ya teh, untuk perbaikan tulisan eza. yang pedes-pedes juga ngak apa-apa koq