9 Juni 2010

Dana Aspirasi Anggota DPR

Lucu....anggota DPR ribut-ribut ingin mengajukan dana aspirasi. padahal permasalahan bangsa ini masih banyak yang harus dibenahi. menonton today's dialogue di metro tv, seru...melihat bapak-bapak yang saling mengutarakan pendapat. menurut pak anis matta ide dan mekanismenya ngak connect. memang sebaiknya dana aspirasi yang diajukan tidak disetujui, saya ragu kalau itu dapat berjalan mulus. akan banyak terjadi kebocoran-kebocoran dengan dana tersebut. lebih baik dana yang kalau memang ada, digunakan untuk perbaikan sektor riil, meningkatkan taraf pendidikan anak-anak bangsa ini.

jika bangsa kita sudah memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, maka pola pikir juga akan berubah. mengubah bangsa untuk menjadi lebih baik butuh tenaga, pikiran yang terkonsentrasi penuh dan butuh waktu yang tidak sebentar. untuk itu jkika sumber daya manusia Indonesia sudah baik, maka pemanfaatan sumber daya alam juga akan optimal. tetapi jika kita selalu sibuk dengan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan golongan saja, apalagi hanya mengurusi dapil masing-masing kapan anggota dewan betul-betul memikirkan masalah bangsa secara holistik. bukankah anggota dewan harapan kami untuk.......memperbaiki bangsa ini

13 Mei 2010

Penggunaan Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk) dan Genjer (Limnocharis flava (L) Buch) dalam Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

Eza Avlenda
Program Studi Biologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi penurunan nilai biochemical oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD) dan total suspended solids (TSS) pada limbah cair pabrik kelapa sawit dengan menggunakan tanaman kangkung dan genjer sebagai agen fitoremediasi, serta bagaimana hubungan kompetisi antara kangkung dan genjer dalam hal ini. Percobaan dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), pola faktorial 4x4 dengan tiga ulangan. Perlakuan menggunakan genjer pada kadar limbah 20% menunjukkan efisiensi penurunan BOD yang paling tinggi, sedangkan efisiensi paling rendah dijumpai pada kontrol tanpa tanaman. Penggunaan genjer pada kadar limbah 20% juga memberikan hasil penurunan COD yang paling baik, sementara kontrol memiliki efisiensi yang paling rendah. Demikian pula, penurunan nilai rata-rata TSS menggunakan genjer memberikan hasil yang paling baik. Analisis statistik menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan tanaman (p<0,05). Berdasarkan analisis regresi, perlakuan kadar limbah 20% menggunakan genjer membutuhkan waktu paling singkat untuk menurunkan nilai BOD, COD, maupun TSS hingga baku mutu lingkungan (BML), yaitu sembilan hari untuk BOD dan COD, dan lima hari untuk TSS. Sebaliknya, waktu penurunan yang paling lama dijumpai pada perlakuan limbah 80% tanpa tanaman (kontrol), yaitu 22 hari untuk BOD, 31 hari untuk COD, dan 27 hari untuk TSS. Hasil perhitungan RYT (relative yield total) pada perlakuan kombinasi tanaman menunjukkan bahwa pada kadar limbah 40% dan 60%, nilai RYT mendekati satu. Hal ini berarti kedua jenis tanaman menggunakan sumber daya dari limbah secara bersama; sedangkan pada kadar limbah 20% dan 80%, nilai RYT di bawah satu. Hal ini mengindikasikan terjadinya kompetisi yang bersifat antagonis. Hasil perhitungan agresivitas mengindikasikan bahwa genjer lebih kompetitif jika dibandingkan dengan kangkung.

Kata kunci : BOD, COD, Ipomoea aquatica, limbah cair kelapa sawit, Limnocharis flava, relative yield total, TSS.