16 Februari 2011

Evolusi dan Keanekaragaman Hayati

  • Populasi yang dihasilkan dari proses reproduksi memiliki variasi genetis yang berpotensi untuk berevolusi dan beradaptasi
  • Ketika populasi berevolusi, individu dalam populasi tersebut membangun ciri/sifat dari struktur, fisiologi, dan perilaku, sehingga memudahkan mereka untuk tumbuh, berkembangbiak dan menjaga keseimbangan homeostasis tubuhnya
  • Sifat-sifat yang mempertinggi kemampuan organisme untuk dapat bertahan hidup di suatu lingkungan tertentu disebut ADAPTASI

1. Evolusi oleh seleksi alamiah
  • Charle Darwin, seorang ilmuan dan pencetus teori evolusi dalam bukunya “The Origin of Species”
  • Darwin mendapatkan bukti bahwa bentuk kehidupan di bumi sekarang diturunkan melalui perubahan perlahan-lahan dalam jangka waktu lama dari bentuk terdahulu disebut EVOLUSI
  • Darwin menyatakan juga bahwa proses evolusi ini diiringi oleh proses seleksi alamiah (natural selection) sehingga boleh dikatakan proses seleksi alamiah ini adalah sebuah mekanisme evolusi yang penting
  • Seleksi alamiah ini terjadi karena sumberdaya alam di suatu lingkungan terbatas, sehingga setiap anggota dari populasi harus bersaing untuk mendapatkannya, seperti makanan, cahaya matahari dan ruang tempat hidup

2. Evolusi mendukung keanekaragaman organisme

  • Sumber dari terjadinya variasi adalah mutasi, perubahan kimiawi pada DNA yang berlangsung perlahan-lahan dan memakan waktu lama serta dapat diwariskan
  • Mutasi memodifikasi kode genetis dan menyebabkan terjadinya spesiasi
  • Perubahan genetis menyebabkan perbedaan di antara individu dan menyebabkan pula populasi beradaptasi terhadap lingkungan yang selalu berubah
  • Jadi, evolusi membantu terjadinya keanekaragaman organisme, keanekaragaman organisme adalah cerminan terjadinya proses evolusi

3. Klasifikasi dan nomenklatur
  • Jumlah organisme dengan jumlah jutaan spesies, perlu dikelompokkan/diklasifikasi agar dapat dipelajari dan diidentifikasi dengan baik
  • Pengelompokkan organisme biasanya berdasarkan pada persamaan karakter morfologinya, tetapi sekarang kemiripan ini ternyata ditentukan oleh sifat-sifat genetis organisme tersebut
  • Skema klasifikasi tradisional dibuat oleh Aristoteles, ia mengelompokkan makhluk hidup dalam 3 golongan, yaitu tumbuhan, hewan dan manusia
  • Klasifikasi modern oleh Carolus Linnaeus dalam karya besarnya “Systema Naturae” ia menggunakan sistem binomium (Binomial System of Nomenclature) dalam pemberian nama ilmiah organisme
  • Nama organisme terdiri dari dua kata dalam bahasa latin atau yang dilatinkan, contoh : Musca domestica
  • Organisme dikelompokkan dengan menggunakan sistem alamiah dan memperhatikan nenek moyang/leluhur dari organisme-organisme tersebut
  • Contoh : kucing, harimau, singa dan lainnya dikelompokkan dalam satu kelompok ‘feline’, sedangkan anjing, serigala, rubah, dan lainnya dikelompokkan dalam satu kelompok ‘canine’

CIRI MAKHLUK HIDUP

1.Tubuh organisme terdiri dari sel-sel
*Semua organisme mempunyai bentuk dan ukuran yang bervariasi
*Masing-masing organisme tubuhnya terdiri dari satu atau sejumlah sel
*Sel adalah sebuah unit terkecil dari organisme
*Berdasarkan jumlah selnya, organisme digolongkan menjadi :
1.bersel satu (uniseluler), semua aktivitas hidupnya dilakukan hanya oleh sel itu sendiri, contoh : Paramecium caudatum, Amoeba sp
2.Bersel banyak (multiseluler), proses hidupnya dikerjakan oleh sel-sel tubuhnya secara terkoordinasi, contoh : Laurencia sp, Homo sapiens

2.Organisme tumbuh dan berkembang
*Pertumbuhan organisme dimulai dengan pemasukan materi kasar dari lingkungannya dan mengubahnya menjadi bahan-bahan yang spesifik bagi kehidupannya
*Penambahan bahan-bahan ini akan menyebabkan bertambahnya jumlah sel dan ukuran tubuhnya
*Sejalan dengan pertumbuhannya, organisme juga mengalami perkembangan, yang berlangsung sepanjang hidupnya
*Hampir semua organisme memulai kehidupannya dengan telur yang dibuahi, yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi bentuk dan struktur tubuh tertentu

3.Organisme melakukan metabolisme
*Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan diri, organisme harus dapat mengubah nutrien yang berasal dari makanan (materi kasar) menjadi sel-sel hidup
*Pengubahan ini melalui penggunaan energi dan reaksi-reaksi kimiawi berupa respirasi seluler dan sintesis
*Proses metabolisme inilah yang menjadikan organisme dapat melaksanakan aktivitas-aktivitas hidupnya seperti tumbuh dan berkembangbiak
*Aktivitas metabolisme di dalam tubuh organisme dikendalikan sedemikian rupa sehingga organisme dapat mempertahankan keseimbangan lingkungan internal tubuhnya (homeostasis)

4.Organisme bereaksi terhadap rangsangan
*Organisme bereaksi terhadap rangsangan (perubahan), baik yang berasal dari lingkungan luar maupun dari dalam tubuhnya sendiri
*Reaksi-reaksi tersebut sangat membantu organisme dalam menghindarkan diri dari pemangsa, menangkap mangsa, pergi dari lingkungan yang rusak, datang ke tempat sumber makanan, menemukan pasangannya, mengubah pola tumbuh sesuai dengan musim dan aktivitas lain yang penting bagi kelangsungan hidupnya
*Hampir semua organisme bereaksi terhadap perubahan suhu, tekanan, intensitas cahaya, kondisi kimiawi lingkungannya dan sebagainya
*Tumbuhan umumnya bereaksi tidak nyata dan lebih lambat dibandingkan hewan

5.Organisme beradaptasi terhadap perubahan lingkungan
*Organisme dari spesies tertentu bereaksi sebagai respon terhadap perubahan tertentu di lingkungannya
*Lingkungan selalu berubah secara terus-menerus, dan populasi yang dapat bertahan hidup adalah mereka yang dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut
*Contoh :

- kaktus mampu hidup di daerah gurun

- beruang kutub mampu hidup di daerah dingin

6.Organisme melakukan reproduksi
*Semua organisme reproduksi
*Reproduksi dapat dibagi menjadi 2. yaitu :
1.Reproduksi aseksual, tanpa melibatkan sel kelamin (sel kelamin), contoh : pembelahan diri pada Amoeba sp, pertunasan pada
2.Reproduksi seksual, terjadi melalui peleburan sel kelamin jantan dan betina
*Kedua cara reproduksi ini nantinya akan menghasilkan individu-individu baru
*Keturunan baru ini mirip dengan induknya karena mereka mewarisi satu set penunjuk genetis dari sang induk yang disebut DNA (deoxyribo nucleat acid)

Proses Ilmiah Dalam Biologi

* Biologi adalah ilmu pengetahuan murni yang perolehan pengetahuannya melalui pendekatan ilmiah/metode ilmiah dengan pengamatan dan percobaan
* Langkah-langkah metode ilmiah :
1. Melakukan pengamatan yang cermat
2. Perumusan masalah
3. Pengajuan hipotesis
4. Pengujian hipotesis dengan serangkaian percobaan
5. Pengolahan/analisis data
6. Penarikan kesimpulan
7. Pengujian kesimpulan dengan pengujian ulang

* Hipotesis sebuah penjelasan sementara perkiraan yang mengantarkan ilmuan kepada pengamatan/percobaan
* Rumusan hipotesis dapat berupa :

1. Pemikiran induktif (empiris), membangun penyamarataan dari hal-hal yang spesifik. Mereka menemukan pengetahuan yang benar atas dasar pengalaman (pengamatan dan percobaan)
2. Pemikiran deduktif, mengembangkan pengetahuan bersandar pada nalar (rasio). Mereka memperoleh pengetahuan dengan membangun hal-hal yang spesifik dari hal-hal yang bersifat umum
* Semua hipotesis yang diajukan harus dapat diuji
* Hasil analisis data yang diperoleh dari pengamatan/percobaan untuk menguji hipotesis memberikan kesimpulan umum yang dapat diajukan sebagai teori
* Aristoteles mengemukakan teori abiogenesis (generatio spontanea), karena ia menganggap semua makhluk hidup timbul secara spontan dari unsur-unsur yang tak hidup
* Teori abiogenesis ditumbangkan oleh percobaan-percobaan yang dilakukan oleh Fransisco Redi, Lazaro Spallanzani dan Louis Pasteur, yang membuktikan bahwa setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya
* Redi, Spallanzani dan Pasteur menggunakan pendekatan ilmiah (langkah-langkah tertentu yang dilakukan secara teratur) dalam melakukan percobaannya, yang sekarang dikenal sebagai metode ilmiah
* Hasil percobaan Pasteur merupakan tonggak munculnya teori biogenesis yang menyatakan bahwa :
1. Setiap makhluk hidup berasal dari telur (omne vivum ex ovo)
2. Setiap telur berasal dari makhluk hidup (omne ovum ex vivo)
3. Setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga (omne vivum ex vivo)

15 Februari 2011


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

  1. Pendahuluan

    Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Dalam ekologi hutan, satuan vegetasi yang dipelajari atau diselidiki berupa komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu habitat. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai dalam analisis komunitas adalah untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas pada suatu wilayah yang dipelajari.

    Dalam banyak penelitian mengenai kondisi ekosistem pada suatu daerah diperlukan gambaran tentang kondisi ekologis daerah tersebut. Gambaran kondisi ekologis ini penting untuk mengetahui struktur dan fungsi di dalam ekosistem daerah tersebut, yang kemungkinan dapat terganggu, rusak atau bahkan hancur oleh kegiatan yang akan dilakukan. Salah satu bentuk dari gambaran kondisi ekologis tersebut adalah gambaran deskripsi vegetasi berupa diagram profil vegetasi.

    Hasil analisis komunitas tumbuhan disajikan secara deskripsi mengenai komposisi spesies dan struktur komunitasnya. Struktur suatu komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan antar spesies, tetapi juga oleh jumlah individu dari setiap spesies organisme. Hal ini menyebabkan kelimpahan relatif suatu spesies dapat mempengaruhi fungsi suatu komunitas, distribusi individu antar spesies dalam komunitas, bahkan dapat memberikan pengaruh pada keseimbangan sistem dan akhirnya berpengaruh pada stabilitas komunitas.

    Struktur komunitas tumbuhan memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif. Deskripsi struktur komunitas tumbuhan dapat dilakukan secara kuantitatif dengan parameter kuantitatif atau secara kualitatif dengan parameter kualitatif.

    Parameter kualitatif dalam analisis komunitas tumbuhan antara lain :

    1. Stratifikasi

      Stratifikasi adalah distribusi tumbuhan dalam ruang vertikal. Semua spesies tumbuhan dalam komunitas tidak sama ukurannya, serta secara vertikal tidak menempati ruang yang sama. Stratifikasi tumbuhan di bagian atas tanah berhubungan dengan sifat spesies tumbuhan untuk memanfaatkan radiasi matahari yang diterima, dan memanfaatkan ruangan menurut keperluan yang berbeda-beda. Dalam ekosistem hutan, stratifikasi tersebut diciptakan oleh susunan tajuk pohon-pohon menurut arah vertikal dan terjadi karena adanya pohon-pohon yang menduduki kelas pohon dominan (lapisan A), pohon kodominan (lapisan B), pohon tengahan (lapisan C), pohon tertekan (lapisan D) dan pohon bawah (lapisan E).

    2. Kelimpahan

      Kelimpahan adalah parameter kualitatif yang mencerminkan distribusi relatif spesies organisme dalam komunitas. Kelimpahan pada umumnya berhubungan dengan densitas berdasarkan penaksiran kualitatif. Menurut penaksiran kualitatif, kelimpahan dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu sebagai berikut :

      1. Sangat jarang
      2. Kadang-kadang atau jarang
      3. Sering atau tidak banyak
      4. Banyak atau berlimpah
      5. Sangat banyak atau sangat berlimpah
    3. Penyebaran

      Penyebaran adalah parameter kualitatif yang menggambarkan keberadaan spesies organisme pada ruang secara horizontal. Penyebaran tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga antara lain random, seragam dan berkelompok.

    Analisis komunitas tumbuhan merupakan cara mempelajari susunan atau komposisi spesies dan bentuk atau struktur masyarakat tumbuhan (vegetasi). Dalam ekologi hutan, satuan vegetasi yang dipelajari adalah suatu komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tumbuhan yang menempati habitat. Analisis komunitas bertujuan untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas yang ada di suatu wilayah yang dipelajari dan hasilnya disajikan secara deskripsi.

    Adapun pengambilan data untuk analisis komunitas tumbuhan dapat dilakukan dengan menggunakan metode petak (plot) baik petak tunggal maupun petak ganda, metode jalur, metode garis berpetak, metode kombinasi ataupun metode kuadran.

    Metode kuadran umumnya dipergunakan untuk pengambilan contoh vegetasi tumbuhan jika hanya vegetasi fase pohon yang menjadi objek kajiannya. Metode ini mudah dikerjakan dan lebih cepat jika akan dipergunakan untuk mengetahui komposisi jenis, tingkat dominansi, dan menaksir volume pohon. Syarat penerapan metode kuadran adalah distribusi pohon yang akan diteliti harus acak. Metode kuadran atau metode titik pusat kuadran merupakan metode sampling tanpa petak contoh yang dapat dilakukan secara efisien karena dalam ndikerjakan.

    Di dalam metode kuadran, pada setiap titik pengukuran dibuat garis absis dan ordinat khayalan, sehingga pada setiap titik pengukuran terdapat empat buah kuadran.


     

  2. Tujuan

    Tujuan dari kuliah lapangan ini adalah :

    1. Membuat diagram profil hutan Ranca Upas
    2. Membuat diagram mahkota hutan Ranca Upas


       

  3. Waktu dan tempat
    1. Waktu

      Kuliah lapangan Ekologi Hutan Tropika dilaksanakan selama 2 hari, mulai tanggal 3 s/d 4 November 2007.

    2. Tempat

      Kuliah lapangan ekologi hutan tropika ini dilaksanakan di hutan Ranca Upas, Ciwidey. Secara geografis Ranca Upas terletak pada 107o 25'10' BT dan 7o12'13' LS. Ranca Upas berjarak 42 km di sebelah selatan kota Bandung dan terletak pada ketinggian 1700 m dpl. Tekstur tanah terutama berupa tanah liat. Suhu udara berkisar antara 18-23oC.


       

  4. Alat dan Bahan

    Alat dan bahan yang digunakan pada kuliah lapangan ini meteran, tali, kayu patok, alat tulis dan buku panduan deskripsi flora pegunungan jawa.


     

  5. Cara kerja
    1. Membuat 10 plot di hutan Ranca Upas dengan ukuran setiap plot 10 x 10 m, ke arah puncak, dengan memberi tali pada setiap plot.
    2. Setelah dibuat plot, ditentukan axis X dan axis Y, kemudian vegetasi tumbuhan yang di ukur adalah pohon dengan diameter > 2 cm.
    3. Data yang diambil berupa ordinat pohon terhadap axis X dan Y, jarak mahkota pohon terjauh terhadap batang pohon pada axis X dan Y, diameter batang dbh, tinggi pohon, dan tinggi cabang utama.
    4. Data yang didapat ditabulasi.
    5.  
  6. Hasil dan Pembahasan
    1. Hasil
      1. Data pohon-pohon hutan Ranca Upas per plot, dengan ukuran plot 10 x 10 m


     

    1. Data pohon-pohon yang terdapat di plot 1


     

NO

NAMA DAERAH

NAMA ILMIAH

ORDINAT X (m)

ORDINAT Y (m)

ะค BATANG (cm)

T.POHON (m)

T.CBG.

UTAMA (m)

X1 (m)

X2 (m)

Y1 (m)

Y2 (m)

1

Bingbin

Pinanga coronata

2.7

5.3

4,0

3,5

1,5

1,5

1,5

1,0

1,5

2

Cacalinian

 

6.5

5.5

6,0

3,5

0,2

5,0

1,0

1,0

1,0

3

Jambu alas

Syzygium sp

3.0

6.6

6,0

2,0

0,5

2,0

0,5

0,6

1,0

4

Kereumbi

Homalanthus populneus O.K

3.3

5.8

3,0

4,0

3,0

1,0

1,0

0,6

1,0

5

Kawoyang

Pygeum parviflorum T.et. B

4.1

9.2

20,0

20,0

12,0

2,3

3,0

2,0

4,0

6

Ki hiur

Castanopsis javanica (Bl)A.DC

3.0

3.6

34,0

20,0

5,0

5,0

3,0

5,0

3,0

7

Ki hiur

Castanopsis javanica (Bl)A.DC

4.1

9.6

6,0

5,0

0,5

0,5

3,0

1,0

2,0

8

Ki hiur

Castanopsis javanica (Bl)A.DC

4.1

9.7

4,0

3,0

0,5

1,5

0

2,0

0,5

9

Ki jambe

Memecylon excelsum (Bl)

4.6

3.7

6,0

5,0

1,5

5,0

0

1,5

0,5

10

Ki jambe

Memecylon excelsum (Bl)

7.0

3.7

3,0

3,0

1,0

0,5

0,5

0,5

0,5

11

Ki jambe

Memecylon excelsum (Bl)

5.0

8.2

3,0

4,5

1,0

1,0

1,0

3,0

0

12

Ki katuk

 

7.5

5.9

3,0

3,5

2,5

1,0

1,0

1,0

1,0

13

Ki kopi

Tarenna polycarpa Val

7.0

4.4

5,0

3,0

0,5

2,0

0

0,5

1,5

14

Ki kopi

Tarenna polycarpa Val

9.5

7.5

7,0

5,0

0,5

1,0

1,0

2,5

1,0

15

Ki leho

Saurauia pendula (Bl)

5.0

2.5

7,0

4,0

1,4

2,0

1,5

1,5

1,0

16

Ki leho

Saurauia pendula (Bl)

5.5

8.2

12,0

7,0

3,0

1,0

2,0

1,0

1,0

17

Paku tiang

Cyathea contaminans

5.8

6.3

8,0

2,5

0,5

3,0

0

2,0

0

18

Paku tiang

Cyathea contaminans

3.8

7.7

7,0

2,5

1,0

2,0

2,0

1,5

1,0

19

Paku tiang

Cyathea contaminans

2.4

6.0

6,0

3,0

0,5

3,0

0

0

3,2

20

Pasang tarithi

Lithocarpus elegans (Bl)

6.3

8.3

3,0

3,0

1,0

1,5

1,0

1,0

1,0

21

Walen

Ficus ribes reinw

3.3

4.2

3,0

3,0

0,5

2,5

0,5

4,2

0,5


Table 1. Data pohon pada plot 1


 


 


 


 


 

  1. Data pohon-pohon yang terdapat di plot 2


 

NO

NAMA DAERAH

NAMA ILMIAH

ORDINAT X (m)

ORDINAT Y (m)

ะค BATANG (cm)

T.POHON (m)

T.CBG.

UTAMA (m)

X1 (m)

X2 (m)

Y1 (m)

Y2 (m)

1

Baros

Manglietia glauca (Bl)

1,9

4,0

11,0

3,0

1,0

1,0

0,5

0,5

1,0

2

Beunying

Ficus lepicarpa (Bl)

9,2

4,0

5,0

4,5

3,0

0

2,0

1,0

1,0

3

Cacalinian

 

6,9

5,3

8,0

15,0

10,0

2,0

1,5

1,0

1,0

4

Huru leur

Alseodaphene umbeliflora

2,3

3,9

23,0

25,0

15,0

1,0

6,0

5,0

1,5

5

Jambu alas

Syzygium sp sp

0,8

5,8

4,0

3,0

2,0

2,0

1,5

2,5

0,5

6

Jambu alas

Syzygium sp sp

7,4

1,4

3,0

2,0

0,5

0,5

1,0

0,5

1,0

7

Ki hiur

Castanopsis javanica (Bl)A.DC

7,0

6,7

2,7

2,5

1,0

0

4,0

3,5

2,5

8

Ki hiur

Castanopsis javanica (Bl)A.DC

4,1

0,8

16,0

15,0

2,5

3,0

2,0

1,5

1,5

9

Ki hiur

Castanopsis javanica (Bl)A.DC

4,2

8,5

5,0

4,0

2,0

3,0

1,0

5,0

3,0

10

Ki hiur

Castanopsis javanica (Bl)A.DC

9,3

9,8

30,0

10,0

2,5

6,0

4,0

3,0

3,0

11

Ki jambe

Memecylon excelsum (Bl)

2,1

2,1

3,0

2,0

1,0

1,5

1,5

1,5

1,5

12

Ki leho

Saurauia pendula (Bl)

7,4

6,0

17,0

12,0

2,0

4,0

2,5

3,0

5,0

13

Paku tiang

Cyathea contaminans

9,0

4,1

12,0

2,0

0,5

1,0

0

0

1,0

14

Pasang tarithi

Lithocarpus elegans (Bl)

0,5

2,6

6,0

3,0

0,5

0,5

1,0

1,0

1,0

15

Pasang tarithi

Lithocarpus elegans (Bl)

6,2

1,6

4,0

3,5

1,5

2,0

0,5

0,5

1,5

16

Pasang tarithi

Lithocarpus elegans (Bl)

9,0

3,8

16,0

10,0

3,0

4,0

4,0

2,0

5,0


Tabel 2. Data pohon pada plot 2


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

  1. Data pohon-pohon yang terdapat di plot 3


 

NO

NAMA DAERAH

NAMA ILMIAH

ORDINAT X (m)

ORDINAT Y (m)

ะค BATANG (cm)

T.POHON (m)

T.CBG.

UTAMA (m)

X1 (m)

X2 (m)

Y1 (m)

Y2 (m)

1

Beunying

Ficus lepicarpa (Bl)

6,0

6,9

5,0

3,0

1,0

1,0

0

0,5

0,5

2

Cacalinian

 

8,8

10,0

6,0

4,0

1,5

6,0

2,0

2,0

3,0

3

Huru dapung

Litsea robusta Bl

5,4

5,0

4,0

4,0

2,0

1,0

1,0

1,0

1,0

4

Huru leur

Alseodaphene umbelliflora HK.f

5,0

8,5

5,0

2,5

0,8

1,0

0,5

0,5

0

5

Jambu alas

Syzygium sp sp

2,1

1,9

5,0

4,0

1,0

1,5

0,5

0,5

0,5

6

Jambu alas

Syzygium sp sp

2,1

2,0

5,0

2,0

1,0

1,5

1,0

0

0,5

7

Jambu alas

Syzygium sp

5,7

3,2

10,0

10,0

3,0

3,0

2,5

3,0

3,0

8

Jambu alas

Syzygium sp

5,8

6,9

9,0

3,0

0,5

1,0

1,0

1,0

1,0

9

Jambu alas

Syzygium sp

5,0

9,5

6,0

3,0

2,0

3,0

0,5

2,5

0,5

10

Jambu alas

Syzygium sp

9,0

10,0

7,0

5,0

3,0

1,5

2,5

2,0

1,5

11

Ki hiur

Castanopsis javanica (Bl)A.DC

5,7

3,0

15,0

25,0

4,0

3,0

2,5

2,0

2,0

12

Ki hujan

Engelhardia serrata (Bl)

1,4

2,0

3,0

4,0

2,0

1,0

1,0

0

2,0

13

Ki kopi

Tarenna polycarpa Val

4,0

0,5

4,0

3,0

0,4

2,0

2,0

0

0

14

Paku tiang

Cyathea contaminans

1,6

2,2

8,0

3,0

1,0

2,0

0

1,0

2,0

15

Paku tiang

Cyathea contaminans

2,7

0,5

8,0

2,5

0,7

1,5

1,5

1,0

2,0

16

Puspa

Schima wallichii Kerth, ssp

8,0

7,3

7,0

2,5

1,0

0,5

0,5

0,5

0,5

17

Walen

Ficus ribes Reinw

2,8

8,6

4,0

5,0

0,6

0

3,5

3,0

3,0


Tabel 3. Data pohon pada plot 3


 


 

    
 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

  1. Data pohon-pohon yang terdapat di plot 4


 

NO

NAMA DAERAH

NAMA ILMIAH

ORDINAT X (m)

ORDINAT Y (m)

ะค BATANG (cm)

T.POHON (m)

T.CBG.

UTAMA (m)

X1 (m)

X2 (m)

Y1 (m)

Y2 (m)

1

Cerem

Macropanax dispermum K.Ktze

1,7

1,2

2,5

2,5

1,5

0,8

0,8

0,5

0,5

2

Cerem

Macropanax dispermum K.Ktze

2,6

2,0

5,0

4,0

1,0

1,0

1,5

1,5

1,0

3

Huru dapung

Litsea robusta Bl

2,4

6,8

6,0

6,0

2,0

1,5

2,0

0

2,0

4

Huru dapung

Litsea robusta Bl

7,1

1,5

11,0

7,0

6,0

2,0

1,0

1,0

1,5

5

Huru leur

Alseodaphene umbeliflora

2,6

3,5

3,0

5,0

1,5

0,5

0,5

0,5

0,5

6

Huru leur

Alseodaphene umbeliflora

3,1

3,1

11,0

15,0

5,0

1,5

2,5

1,5

2,5

7

Jambu alas

Syzygium sp

9,7

2,0

7,0

6,0

4,0

4,0

0

1,0

1,0

8

Jambu alas

Syzygium sp

6,7

3,0

5,0

5,0

3,0

0,5

2,0

1,0

1,0

9

Jambu alas

Syzygium sp

5,8

2,4

3,5

4,0

2,0

1,0

0,5

1,0

1,0

10

Jambu alas

Syzygium sp

7,1

1,3

4,0

4,0

1,5

1,5

1,5

1,0

1,5

11

Ki kopi

Tarenna polycarpa Val

6,4

6,0

4,0

3,5

1,0

2,0

2,0

1,5

1,5

12

Ki rinyuh

Eupatorium palescens

0,8

2,5

3,0

3,0

0,5

2,5

1,0

0,5

0,5

13

Ki riung

Castanopsis acuminatissima A. DC

3,6

9,6

44,0

20,0

10,0

3,0

3,0

3,5

2,5

14

Ki riung

Castanopsis acuminatissima A. DC

3,6

5,0

9,9

10,0

5,0

3,0

2,5

1,5

1,5

15

Paku tiang

Cyathea contaminans

2,7

7,1

2,0

1,5

0,5

0,5

1,0

1,0

1,0

16

Walen

Ficus ribes reinw

2,3

2,0

3,0

3,5

2,0

2,0

1,0

2,0

0,5

Tabel 4. Data pohon pada plot 4


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

  1. Data pohon-pohon yang terdapat di plot 5


 

NO

NAMA DAERAH

NAMA ILMIAH

ORDINAT X (m)

ORDINAT Y (m)

ะค BATANG (cm)

T.POHON (m)

T.CBG.

UTAMA (m)

X1 (m)

X2 (m)

Y1 (m)

Y2 (m)

1

Cacalinian

 

9,0

9,3

19,0

20,0

4,0

3,0

3,0

3,5

2,0

2

Huru koneng

Litsea fulva Boerl

1,0

1,9

12,0

7,0

2,5

1,0

3,0

3,0

2,0

3

Huru leur

Alseodaphene umbeliflora

5,8

5,3

7,0

5,0

2,5

2,0

3,0

2,0

2,0

4

Ki hiur

Castanopsis javanica (Bl)A.DC

2,0

3,7

10,0

7,0

2,5

1,5

2,0

1,5

1,3

5

Ki hiur

Castanopsis javanica (Bl)A.DC

6,8

7,6

49,0

25,0

4,0

4,0

4,0

3,0

3,0

6

Ki hujan

Engelhardia serrata Bl

6,1

7,2

8,0

5,0

4,0

5,0

1,0

2,0

1,0

7

Ki jambe

Memecylon excelsum (Bl)

1,4

3,3

4,0

3,0

2,0

1,0

1,0

0,5

0

8

Ki jambe

Memecylon excelsum (Bl)

6,4

1,4

5,0

4,0

1,0

4,0

0

0,5

0,5

9

Ki jambe

Memecylon excelsum (Bl)

8,1

1,0

20,0

20,0

15,0

4,0

4,0

4,5

3,0

10

Ki kopi

Tarenna polycarpa Val

1,5

4,0

9,0

5,0

2,5

2,0

2,0

1,5

1,0

11

Ki kopi

Tarenna polycarpa Val

2,2

2,0

6,0

4,0

1,5

2,0

2,0

2,0

1,5

12

Ki kopi

Tarenna polycarpa Val

6,6

4,3

3,0

3,0

2,0

1,5

2,0

0,5

2,0

13

Ki kopi

Tarenna polycarpa Val

9,5

4,5

4,0

4,0

2,5

1,0

0,5

1,0

0,5

Tabel 5. Data pohon pada plot 5

  1. Data pohon-pohon yang terdapat di plot 6


 

NO

NAMA DAERAH

NAMA ILMIAH

ORDINAT X (m)

ORDINAT Y (m)

ะค BATANG (cm)

T.POHON (m)

T.CBG.

UTAMA (m)

X1 (m)

X2 (m)

Y1 (m)

Y2 (m)

1

Bingbin

Pinanga coronata

7,3

9,4

3,0

2,0

1,0

0

1,5

1,0

1,0

2

Huru leur

Alseodaphene umbeliflora

3,5

4,7

16,0

15,0

10,0

2,0

2,0

1,5

1,5

3

Ki hiur

Castanopsis javanica (Bl)A.DC

3,1

4,4

7,0

6,0

4,0

2,0

1,5

0,5

1,0

4

Ki hiur

Castanopsis javanica (Bl)A.DC

2,6

4,6

2,6

20,0

10,0

3,5

3,0

3,0

2,5

5

Ki jambe

Memecylon excelsum (Bl)

1,1

4,6

7,0

7,0

1,0

1,0

1,5

1,0

1,5

6

Ki kopi

Tarenna polycarpa Val

10,0

4,5

11,0

7,0

3,0

2,5

2,0

2,0

4,0

7

Ki sampang

Evodia macrophylla Bl

7,0

4,6

3,0

2,5

1,5

0,5

1,0

0,5

0,5

8

Puspa

Schima wallichii Kerth, ssp

2,7

4,4

6,0

4,0

2,0

1,0

1,0

0

1,0

9

Puspa

Schima wallichii Kerth, ssp

3,2

0,8

4,0

4,0

2,5

1,0

0,5

1,0

1,0

10

Walen

Ficus ribes reinw

8,7

9,1

2,0

2,5

1,5

1,0

1,0

1,0

1,5

Tabel 6. Data pohon pada plot 6


 


 


 

  1. Data pohon-pohon yang terdapat di plot 7


 

NO

NAMA DAERAH

NAMA ILMIAH

ORDINAT X (m)

ORDINAT Y (m)

ะค BATANG (cm)

T.POHON (m)

T.CBG. UTAMA (m)

X1 (m)

X2 (m)

Y1 (m)

Y2 (m)

1

Balekace

Vaccinium varingiifolium Miq

4,8

5,4

25,0

6,0

3,0

4,0

3,0

2,5

1,0

2

Huru leur

Alseodaphene umbeliflora

1,6

6,6

12,0

10,0

5,0

2,5

2,0

3,0

1,5

3

Huru leur

Alseodaphene umbeliflora

1,8

1,8

13,0

12,0

3,0

0,5

3,0

5,0

0

4

Jambu alas

Schyzygium sp

2,0

4,1

7,0

4,0

1,5

1,0

0,5

1,5

0

5

Ki jambe

Memecylon excelsum (Bl)

6,4

6,0

13,0

12,0

10,0

1,5

1,0

0

2,0

6

Ki kopi

Tarenna polycarpa Val

1,2

7,3

5,0

3,0

1,0

0,5

4,0

2,0

2,0

7

Ki putri

Podocarpus neriifolius D. Don

2,5

1,3

12,0

4,0

2,0

2,0

1,5

1,5

1,5

8

Ki riung

Castanopsis acuminatissima A. DC

2,9

1,4

60,0

25,0

5,0

5,0

3,0

4,0

4,0

9

Pasang tarithi

Lithocarpus elegans (Bl)

10,0

9,8

64,0

15,0

10,0

4,0

7,0

3,5

3,5

10

Puspa

Schima wallichii Kerth, ssp

6,2

5,0

5,0

4,0

2,0

2,0

0

2,0

1,5

Tabel 7. Data pohon pada plot 7

  1. Data pohon-pohon yang terdapat di plot 8


 

NO

NAMA DAERAH

NAMA ILMIAH

ORDINAT X (m)

ORDINAT Y (m)

ะค BATANG (cm)

T.POHON (m)

T.CBG.

UTAMA (m)

X1 (m)

X2 (m)

Y1 (m)

Y2 (m)

1

Cacalinian

 

4,0

8,1

9,0

4,0

1,5

2,0

2,5

2,0

2,0

2

Cacalinian

 

1,2

6,2

4,0

4,0

3,0

1,0

1,0

1,5

2,0

3

Cacalinian

 

1,8

9,0

3,5

4,0

1,0

0,5

1,5

1,5

1,0

4

Cacalinian

 

6,8

4,1

10,0

3,0

0,5

2,0

2,5

1,5

1,5

5

Cerem

Macropanax dispermum K.Ktze

8,0

6,1

4,5

4,0

0,5

1,0

0,5

1,0

0,5

6

Jambu alas

Syzygium sp

2,0

4,5

2,5

2,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

7

Kendung

Helicia robusta R. Br

1,3

6,5

3,0

2,5

1,0

0,2

1,0

1,0

0

8

Ki hiur

Castanopsis javanica (Bl)A.DC

8,6

7,2

22,0

15,0

10,0

2,0

2,5

2,5

2,5

9

Ki hiur

Castanopsis javanica (Bl)A.DC

9,2

9,8

2,0

3,5

0,5

1,5

0,5

2,5

0

10

Ki leho

Saurauia pendula Bl

9,0

7,6

4,0

4,0

1,0

1,0

1,0

4,0

1,0

11

Paku tiang

Cyathea contaminans

3,5

5,9

7,0

6,0

5,0

1,0

1,0

2,0

1,0

12

Paku tiang

Cyathea contaminans

5,0

2,0

5,0

2,0

1,0

1,0

1,0

2,0

1,5

13

Paku tiang

Cyathea contaminans

6,8

6,1

8,0

3,0

1,0

1,0

1,5

1,5

1,5

14

Paku tiang

Cyathea contaminans

4,2

4,0

5,0

2,0

0,5

0,5

1,5

0,5

1,5

Tabel 8. Data pohon pada plot 8


 


 

  1. Data pohon-pohon yang terdapat di plot 9


 

NO

NAMA DAERAH

NAMA ILMIAH

ORDINAT X (m)

ORDINAT Y (m)

ะค BATANG (cm)

T.POHON (m)

T.CBG.

UTAMA (m)

X1 (m)

X2 (m)

Y1 (m)

Y2 (m)

1

Baros

Manglietia glauca Bl

3,0

2,5

4,0

4,0

3,0

1,5

0

0

2,0

2

Baros

Manglietia glauca Bl

1,9

7,8

3,0

4,0

2,0

0,5

1,0

1,5

0,5

3

Cacalinian

 

3,1

2,8

3,0

3,0

1,5

1,5

0

0,5

1,0

4

Cacalinian

 

2,3

8,4

4,0

2,0

1,0

1,0

1,5

0,5

1,5

5

Cacalinian

 

7,6

2,8

5,0

3,5

1,5

2,0

1,0

2,5

2,5

6

Cerem

Macropanax dispermum K.Ktze

2,4

4,8

8,0

4,0

2,5

2,0

1,5

2,5

1,0

7

Huru dapung

Litsea robusta Bl

5,8

3,8

11,0

10,0

8,5

2,5

2,5

3,0

1,5

8

Huru dapung

Litsea robusta Bl

4,8

3,0

3,0

4,0

3,0

1,0

1,0

1,0

1,0

9

Huru leur

Alseodaphene umbeliflora

7,6

3,4

3,0

2,0

1,0

1,0

1,0

0,5

1,0

10

Ki jeruk

Acronychia pedunculata Miq

3,9

2,4

3,0

3,5

2,0

1,0

0

0,5

1,0

11

Ki jeruk

Acronychia pedunculata Miq

0,6

5,6

2,0

2,5

1,0

1,0

0,5

0

2,0

12

Ki jeruk

Acronychia pedunculata Miq

6,6

3,3

5,0

2,5

1,0

0,5

0,5

0,5

0,5

13

Ki kopi

Tarenna polycarpa Val

1,3

4,8

2,0

2,5

1,5

1,0

0

1,0

1,0

14

Ki kopi

Tarenna polycarpa Val

4,5

8,2

7,0

4,0

1,5

3,0

2,0

1,5

1,0

15

Ki riung

Castanopsis acuminatissima A.DC

8,6

9,8

56,0

25,0

20,0

4,0

4,0

3,0

4,0

16

Ki sampang

Evodia macrpphylla Bl

1,5

8,9

4,0

2,0

0,5

0,5

1,0

1,0

0

17

Paku tiang

Cyathea contaminans

1,4

7,7

6,0

1,5

0,5

0

1,5

1,0

1,0

18

Paku tiang

Cyathea contaminans

7,9

6,2

9,0

1,5

0,5

1,0

1,0

1,5

0

19

Pasang tarithi

Lithocarpus elegans (Bl)

7,3

9,9

44,0

25,0

15,0

5,0

5,0

7,0

7,0

20

Puspa

Schima wallichii Kerth, ssp

3,0

1,5

3,0

2,0

1,0

1,0

0,5

0,5

1,0

21

Puspa

Schima wallichii Kerth, ssp

3,9

2,8

13,0

10,0

3,0

1,5

1,0

1,5

1,5

22

Puspa

Schima wallichii Kerth, ssp

7,5

7,6

37,0

25,0

20,0

4,0

3,0

4,0

4,0

23

Walen

Ficus ribes reinw

1,8

9,8

7,0

5,0

2,0

0,5

3,0

2,0

2,0

24

Walen

Ficus ribes reinw

6,0

3,0

4,0

3,0

2,0

1,5

1,5

1,0

1,0

Tabel 9. Data pohon pada plot 9


 


 


 


 


 


 


 


 

  1. Data pohon-pohon yang terdapat di plot 10


 

NO

NAMA DAERAH

NAMA ILMIAH

ORDINAT X (m)

ORDINAT Y (m)

ะค BATANG (cm)

T.POHON (m)

T.CBG.

UTAMA (m)

X1 (m)

X2 (m)

Y1 (m)

Y2 (m)

1

Cacalinian

 

3,0

3,3

2,0

3,0

1,5

1,0

1,0

1,0

1,0

2

Cerem

Macropanax dispermum K.Ktze

7,6

7,0

4,0

4,0

1,0

1,0

0

0

4,0

3

Jambu alas

Syzygium sp

8,5

6,4

3,0

2,0

1,0

0,5

0,5

0,5

0,5

4

Jambu alas

Syzygium sp

7,2

5,0

3,0

2,0

0,5

0

1,0

0,5

0

5

Ki jambe

Memecylon excelsum (Bl)

0,7

2,2

4,0

3,0

2.0

0,5

1,5

0,5

0,5

6

Ki jambe

Memecylon excelsum (Bl)

8,8

5,0

3,0

2,0

1,0

0,5

1,0

0,5

0,5

7

Ki jambe

Memecylon excelsum (Bl)

9,8

5,2

5,0

4,0

2,0

2,5

2,5

2,0

1,0

8

Ki jambe

Memecylon excelsum (Bl)

9,9

5,4

5,5

4,0

1,5

2,5

1,5

1,0

1,5

9

Ki jeruk

Acronychia pedunculata Miq

6,6

4,8

6,0

3,0

1,5

1,0

1,5

1,0

2,0

10

Ki jeruk

Acronychia pedunculata Miq

7,9

6,0

20,0

15,0

1,0

4,0

2,0

3,0

4,0

11

Ki kopi

Tarenna polycarpa Val

4,1

7,2

10,0

5,0

1,5

2,0

3,0

2,0

2,0

12

Ki kopi

Tarenna polycarpa Val

4,6

7,2

12,0

2,0

0,5

1,0

1,0

1,5

0,5

13

Ki kopi

Tarenna polycarpa Val

8,2

3,7

8,0

4,0

2,5

1,0

3,0

0,5

1,5

14

Ki riung

Castanopsis acuminatissima A. DC

0,1

1,6

3,0

2,5

0,5

1,0

0,5

0,5

0,5

15

Ki riung

Castanopsis acuminatissima A. DC

0,8

2,6

2,0

2,5

1,5

0,5

0,5

0,5

0,5

16

Ki riung

Castanopsis acuminatissima A. DC

1,7

0,3

72,0

2,5

2,0

5,0

5,0

3,0

4,0

17

Ki riung

Castanopsis acuminatissima A. DC

8,3

8,0

60,0

25,0

2,0

4,0

4,0

3,0

3,0

18

Paku tiang

Cyathea contaminans

6,2

3,2

5,0

1,5

0,5

1,0

1,0

1,0

0,5

Tabel 10. Data pohon pada plot 10


 


 


 


 

 

  1. Data nama pohon dan sukunya yang terdapat pada hutan Ranca Upas dengan ukuran plot 10 x 100 m

No

Nama daerah

Nama ilmiah

Nama Suku

Kehadiran

1

Balekace

Vaccinium varingiifolium Miq.

Rutaceae

1

2

Baros

Manglietia glauca Bl

Magnoliaceae

3

3

Bieunying

Ficus lepicarpa (Bl)

Moraceae

2

4

Binggin

Pinanga coronata

Arecaceae

2

5

Cacalinian

  

12

6

Cerem

Macropanax dispermum O.Ktze

Araliaceae

3

7

Huru dapung

Litsea robusta Bl

Lauraceae

5

8

Huru koneng

Litsea fulva Boerl

Lauraceae

1

9

Huru leur

Alseodaphene umbelliflora HK.f

Lauraceae

9

10

Jambu alas

Schyzygium sp

Myrtaceae

17

11

Kawoyang

Pygeum parviflorum T.et.B

Rosaceae

1

12

Kendung

Helicia robusta R.Br

Proteaceae

1

13

Kereumbi

Homalanthus populneus O.K

Euphorbiaceae

1

14

Ki hiur

Castanopsis javanica (Bl) A.DC

Fagaceae

14

15

Ki hujan

Engelhardia serrata Bl

Juglandaceae

2

16

Ki jambe

Memecylon excelsum Bl

Melastomataceae

13

17

Ki jeruk

Acronychia pedunculata Miq.

Rutaceae

5

18

Ki katuk

  

1

19

Ki kopi

Tarenna polycarpa Val

Rubiaceae

15

20

Ki leho

Saurauia pendula Bl

Actinidiaceae

4

21

Ki putri

Podocarpus neriifolius

Podocarpaceae

1

22

Ki rinyuh

Eupatorium palescens

Compositae

1

23

Ki riung

Castanopsis acuminatissima A.DC

Fagaceae

8

24

Ki sampang

Evodia macrophylla

Rutaceae

2

25

Paku tiang

Cyathea contaminans

 

14

26

Pasang tarithi

Lithocarpus elegans (Bl)

Fagaceae

6

27

Puspa

Schima wallichii Korth, ssp

Theaceae

7

28

Walen

Ficus ribes Reinw

Moraceae

6

Tabel 11. Data jenis pohon pada plot 1-10 (10 x 100)

  1. Data nama suku pohon yang terdapat pada hutan Ranca Upas dengan ukuran plot 10 x 100 m

No

Nama Suku

Kehadiran Anggota Suku

1

Actinidiaceae

4

2

Araliaceae

3

3

Arecaceae

2

4

Compositae

1

5

Euphorbiaceae

1

6

Fagaceae

28

7

Juglandaceae

2

8

Lauraceae

15

9

Magnoliaceae

3

10

Melastomataceae

13

11

Moraceae

8

12

Myrtaceae

17

13

Podocarpaceae

1

14

Proteaceae

1

15

Rosaceae

1

16

Rubiaceae

15

17

Rutaceae

8

18

Theaceae

7

19

Belum diketahui

27

Tabel 12. Data suku pohon pada plot 1-10 (10 x 100)

  1. Data jumlah pohon berdasarkan tinggi pohon


     

No

Stratum

Tinggi Batang

Jumlah individu (pohon)

1

Stratum A

> 30 m

-

2

Stratum B

20 - 30 m

8

3

Stratum C

4 - 20 m

47

4

Stratum D

1 - 4 m

104

5

Stratum E

0 - 1 m

-

Tabel 13. Data pohon berdasarkan ketinggian pada plot 1-10 (10 x 100)

  1. Pembahasan

    Berdasarkan data, jumlah individu pohon dengan diameter dbh > 2 cm yang ditemukan di hutan Ranca Upas pada plot 10 x 100 m sebanyak 159 individu pohon (tabel. 1-10). Pada plot 1 terdapat 13 spesies pohon, Castanopsis javanica (Bl) A.DC (kihiur), Memecylon excelsum Bl (kijambe), Tarenna polycarpa Val (kikopi) dan Saurauia pendula (Bl) (kileho) penyebarannya berkelompok, sedangkan Cyathea contaminans (paku tiang) penyebarannya random. Plot 2 terdapat 10 spesies pohon, Castanopsis javanica (Bl) A.DC (kihiur)
    penyebarannya berkelompok sedangkan Schyzygium sp (jambu alas) dan Lithocarpus elegans (Bl) (pasang tarithi) penyebarannya random. Plot 3 terdapat 11 spesies pohon, Schyzygium sp (jambu alas) dan Cyathea contaminans (paku tiang) penyebarannya berkelompok. Plot 4 terdapat 9 spesies pohon, Schyzygium sp (jambu alas),
    Castanopsis acuminatissima A.D (kiriung), Alseodaphene umbeliflora (huru leur), dan Macropanax dispermum O.Ktze (cerem)

    penyebarannya berkelompok, sedangkan Litsea fulva Boerl (huru koneng) penyebarannya random. Plot 5 terdapat 7 spesies pohon, Castanopsis javanica (Bl) A.DC (kihiur), Memecylon excelsum Bl (kijambe) dan Tarenna polycarpa Val (kikopi) penyebarannya random. Plot 6 terdapat 8 spesies pohon, Castanopsis javanica (Bl) A.DC (kihiur) dan Schima wallichii Korth (puspa) penyebarannya berkelompok. Plot 7 terdapat 9 spesies pohon, Alseodaphene umbeliflora (huru leur) penyebarannya berkelompok. Plot 8 terdapat 7 spesies pohon, Cacalinian, Castanopsis javanica (Bl) A.DC (kihiur) dan Cyathea contaminans (paku tiang) penyebarannya berkelompok. Plot 9 terdapat 13 spesies pohon, Acronychia pedunculata Miq. (kijeruk), Schima wallichii Korth (puspa), Cyathea contaminans (paku tiang), dan Ficus ribes (walen) penyebarannya random. Plot 10 terdapat 8 spesies pohon, Memecylon excelsum Bl (kijambe), Tarenna polycarpa Val (kikopi) dan Castanopsis acuminatissima A.D (kiriung) penyebarannya berkelompok. Perbedaan penyebaran spesies pada tiap plot disebabkan oleh perbedaan topografi. Vegetasi pohon yang paling banyak dengan diameter dbh > 2 cm yang ditemukan di hutan Ranca Upas pada plot 9 (tabel. 9), yang terletak mendekati puncak.

    Ada 28 jenis pohon yang ditemukan di hutan Ranca Upas pada plot 10 x 100 m. Spesies-spesies yang melimpah yang ditemukan pada plot 10 x 100 m tersebut antara lain : Schyzygium sp, Tarenna polycarpa Val, Cyathea contaminans, Castanopsis javanica (Bl) A.DC, dan Memecylon excelsum Bl (tabel. 11), sedangkan spesies-spesies yang sangat jarang pada plot tersebut antara lain : Vaccinium varingiifolium Miq, Litsea fulva Boerl, Pygeum parviflorum T.et.B, Helicia robusta R.Br, Homalanthus populneus O.K, Podocarpus neriifolius, Eupatorium palescens, dan kikatuk.

    Suku-suku pohon yang melimpah pada plot 10 x 100 m tersebut, antara lain : Fagaceae, Myrtaceae, Lauraceae, dan Rubiaceae , sedangkan suku-suku pohon yang sangat jarang, antara lain : Compositae, Euphorbiaceae, Podocarpaceae, Proteaceae, dan Rosaceae
    (tabel. 12 ). Berdasarkan ordinat, pohon-pohon pada plot 10 x 100 m yang diamati, persebarannya ada yang random dan ada yang berkelompok (tabel. 1-10).

    Berdasarkan diagram mahkota hutan, pada plot 1, mahkota hutan yang berukuran besar diantaranya Cacalinian, Castanopsis javanica (Bl) A.DC (kihiur), Memecylon excelsum Bl (kijambe) dan Ficus ribes reinw (walen). Pada plot dua, jenis pohon dengan mahkota hutan berukuran besar, antara lain Alseodaphene umbeliflora (huru leur),
    Memecylon excelsum Bl (kijambe), Castanopsis javanica (Bl) A.DC (kihiur), Lithocarpus elegans (Bl) (pasang tarithi) dan Saurauia pendula (Bl) (kileho). Pada plot tiga, jenis pohon dengan mahkota hutan berukuran besar, antara lain Cacalinian, Syzygium sp (jambu alas), Castanopsis javanicus (kihiur) dan Ficus ribes (walen). Pada plot empat, jenis pohon dengan mahkota hutan berukuran besar, antara lain Castanopsis acuminatissima A.D (kiriung) dan Alseodaphene umbeliflora (huruleur). Pada plot lima, jenis pohon dengan mahkota hutan berukuran besar, antara lain Cacalinian, Castanopsis javanicus (kihiur) dan Memecylon excelsum Bl (kijambe). Pada plot enam, jenis pohon dengan mahkota hutan berukuran besar, antara lain Tarrena polycarpa (kikopi) dan Castanopsis javanicus (kihiur). Pada plot tujuh, jenis pohon dengan mahkota hutan berukuran besar, antara lain Lithocarpus elegans (Bl) (pasang tarithi), Castanopsis acuminatissima A.D (kiriung), Alseodaphene umbeliflora (huru leur) dan Vaccinium varingiifolium Miq (balekace). Pada plot delapan, jenis pohon dengan mahkota hutan berukuran besar, antara lain Cacalinian, Castanopsis javanicus (kihiur) dan Cyathea contaminans (paku tiang). Pada plot sembilan, jenis pohon dengan mahkota hutan berukuran besar, antara lain Lithocarpus elegans (Bl) (pasang tarithi), Castanopsis acuminatissima A.D (kiriung) dan Schima wallichii Korth (puspa). Pada plot sepuluh, jenis pohon dengan mahkota hutan berukuran besar, antara lain
    Castanopsis acuminatissima A.D (kiriung) dan Memecylon excelsum Bl (kijambe).

    Pada plot 10 x 100 m tersebut pohon pada lapisan B hanya sedikit yaitu 8 pohon, pohon pada lapisan C hanya 47 pohon, sedangkan pohon pada lapisan D yang paling banyak terdapat yaitu 104 pohon. Berdasarkan diagram profil, pada plot 1, tidak ada pohon pada lapisan B, pohon pada lapisan C ada 6 pohon, antara lain Castanopsis acuminatissima A.D (kiriung), Saurauia pendula (Bl) (kileho), Tarrena polycarpa (kikopi), Memecylon excelsum Bl (kijambe) dan Pygeum parviflorum T.et.B (kawoyang), sedangkan pohon pada lapisan D rapat. Pada plot 3, hanya ada 1 pohon pada lapisan B, yaitu Castanopsis javanicus (kihiur), pohon pada lapisan C ada 2 pohon, yaitu Syzygium sp (jambu alas) dan Ficus ribes (walen), sedangkan pohon pada lapisan D tersebar merata. Pada plot 4, pohon pada lapisan B hanya ada satu, yaitu Castanopsis acuminatissima A.D (kiriung), pohon pada lapisan C ada 7 pohon, yaitu Litsea robusta Bl
    (huru dapung), Alseodaphene umbeliflora (huru leur), Syzygium sp (jambu alas) dan Castanopsis acuminatissima A.D (kiriung), sedangkan pohon pada lapisan D penyebarannya berkelompok. Pada plot 5, terdapat 3 pohon pada lapisan B, yaitu Cacalinian, Memecylon excelsum Bl (kijambe) dan Castanopsis javanicus (kihiur), pohon pada lapisan C ada 5 pohon, yaitu Castanopsis javanicus (kihiur), Alseodaphene umbeliflora (huru leur), Tarrena polycarpa (kikopi) dan Engelhardia serrata Bl (kihujan), sedangkan pohon pada lapisan D jarang. Pada plot 6, pohon pada lapisan B hanya satu, yaitu Castanopsis javanicus (kihiur), pohon pada lapisan C ada 4 pohon, yaitu Castanopsis javanicus (kihiur), Alseodaphene umbeliflora (huru leur), Tarrena polycarpa (kikopi) dan Memecylon excelsum Bl (kijambe), sedangkan pohon pada lapisan D sangat jarang. Pada plot 7, hanya ada 1 pohon pada lapisan B, yaitu Castanopsis acuminatissima A.D (kiriung), pohon pada lapisan C ada 5 pohon, yaitu Alseodaphene umbeliflora (huru leur), Vaccinium varingiifolium Miq (balekace), Memecylon excelsum Bl (kijambe) dan Lithocarpus elegans (Bl) (pasang tarithi), sedangkan pohon pada lapisan D sangat jarang. Pada plot 8, tidak ada pohon pada lapisan B, pohon pada lapisan C hanya ada 1 pohon, yaitu Castanopsis javanicus (kihiur), sedangkan pohon pada lapisan D rapat. Pada plot 9, ada 3 pohon pada lapisan B, yaitu Castanopsis acuminatissima A.D (kiriung), Lithocarpus elegans (Bl) (pasang tarithi) dan Schima wallichii Korth (puspa), pohon pada lapisan C ada 3 pohon, yaitu Litsea robusta Bl
    (huru dapung), Schima wallichii Korth (puspa) dan Ficus ribes (walen), sedangkan pohon pada lapisan D rapat. Pada plot 10, pohon pada lapisan B hanya satu, yaitu Castanopsis acuminatissima A.D (kiriung), pohon pada lapisan C ada 2 pohon, yaitu Tarrena polycarpa (kikopi) dan Acronychia pedunculata Miq. (kijeruk), sedangkan pohon pada lapisan D rapat. Hal ini menunjukkan bahwa pada plot yang diamati, hutannya sudah terganggu, hal ini diindikasikan dengan tidak adanya pohon emergent pada plot 10 x 100 m (tabel. 13), sedangkan pohon pada lapisan B sedikit, hal ini bisa disebabkan oleh faktor antropogenik.

    Gambar beberapa spesies yang ditemukan di hutan Ranca Upas



 



 



 



 


 

  1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa :

    1. Hutan Ranca Upas pada plot 10 x 100 m yang diamati sudah terganggu, hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya pohon pada lapisan A, pohon pada lapisan B sedikit dan pohon pada lapisan D banyak
    2. Spesies yang paling melimpah adalah Schyzygium sp (17 pohon)
    3. Suku yang paling melimpah adalah Fagaceae (anggota suku 28)


 

Daftar Pustaka

Anonim. 2003. Laporan Final Penyusunan Atlas Keanekaragaman Hayati. Departemen Biologi ITB.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.